Apa rumus perubahan yang paling Dahsyat?
Jawabannya merupakan Keajaiban dunia ke 8.
Albert Einstein mengatakan bunga berbunga
adalah keajaiban dunia ke 8.
Anda menabung hari ini, akan memberikan efek yang jauh lebih besar daripada baru menabung 10 tahun yang akan datang. Satu pertanyaan muncul, Bagaimana jika rumus bunga berbunga diterapkan dalam kehidupan kita?
Kesalahan banyak orang dalam membuat perubahan adalah ingin sekali langsung bisa berubah. Ingin langsung mendapatkan hasil. Intinya, manusia cenderung menyukai gratifikasi instant. Akhirnya, perubahan atau pembentukan diri yang lebih baik tidak terjadi.
Mari kita lihat konsep bunga berbunga dalam perubahan diri:
Jika Anda menuntut diri Anda sehari 10%
lebih baik, apakah itu sulit. Kedengarannya
sulit.
Tapi bagaimana jika kita menuntut diri kita
1% lebih baik setiap hari. Sulit? Tidak juga.
Mudah? tidak juga. Tapi sangat mungkin
untuk dilakukan.
Hasilnya?
1% lebih baik setiap hari selama 3 hari akan
membuat Anda 3% lebih baik.
1% lebih baik setiap hari selama 10 hari akan
membuat Anda 10% lebih baik.
1% lebih baik setiap hari selama 30 hari akan
membuat Anda 34,78% lebih baik.
1% lebih baik setiap hari selama 100 hari
akan membuat Anda 207% Lebih baik.
Semakin menarik.
1% lebih baik setiap hari selama 200 hari
akan membuat Anda 731,6% lebih baik
1% lebih baik setiap hari selama 300 hari
akan membuat Anda 1978.8% lebih baik.
Wooowwww...
1% lebih baik setiap hari adalah sebuah
konsep yang bisa dijalankan setiap orang.
Dengan mudah.
Aquarius Note dengan tantangan 30 Hari
membaca, menantang Anda untuk mem-
bangun kebiasaan membuat diri Anda 1%
lebih baik setiap hari.
Membangun kesuksesan kecil di awal hari.
Menggulung kesuksesan kecil itu semakin
besar dan banyak sepanjang hari.
Membangun kebiasaan kunci. Kebiasaan sukses.
Mebangun kebiasaan membaca.
Bayangkan jika generasi Anda, tidak memulai
kebiasaan dan budaya membaca, apa yang
akan terjadi dengan generasi setelah Anda?
Bergabunglah di 30 Hari Membaca, jadilah
duta 30HariMembaca, sebarkan virus membaca
ke setiap orang yang Anda kenal.
Dan impian kita menjadikan Indonesia lebih
baik pun mulai terbuka lebar. Hanya dengan
menjadi 1% lebih baik.
Dare You?
^_^
Untuk lebih jelasnya, silakan kunjungi http://bit.ly/1bjVnqF
Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan. [Salim A fillah]
Sabtu, 28 Desember 2013
Kamis, 26 Desember 2013
Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto Peraih Empat Gelar Doktor dan Juga Peraih 31 Paten di Jepang
Prestasi membanggakan ditorehkan Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto. Pria kelahiran Surabaya ini berhasil menggondol gelar profesor dan empat doktor dari sejumlah universitas di Jepang. Lebih hebatnya, puncak penghargaan akademis itu dicapainya pada usia 37 tahun. Penemu konsep pendidikan tinggi Soetanto Effect di Negeri Sakura itu beberapa hari ini berkunjung ke Indonesia. Soetanto mendampingi sejumlah koleganya, Dr Kotaro Hirasawa (dekan Graduate School Information Production & System Waseda University) dan Yukio Kato (general manager of Waseda University), menandatangani memorandum of understanding (MoU) antara Waseda University dan President University, Jababeka Education Park, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu lalu.
Waseda University adalah perguruan tinggi swasta terbesar di Jepang. Reputasinya setara dengan universitas negeri semisal Tokyo University, Kyoto University, atau Nagoya University. Mahasiswa yang berguru di Waseda University 51.499 orang. Di anatar jumlah itu, 1.234 orang berasal dari luar Jepang.
Waseda University telah menganugerahkan 81 gelar kehormatan bagi pemimpin negara, mulai mantan PM India Jawaharlal Nehru (1957) hingga mantan PM Singapura Lee Kuan Yew (2003). Dari Indonesia, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita juga pernah belajar di sini.
President University adalah institusi perguruan tinggi berbasis kurikulum bertaraf internasional yang berlokasi di tengah-tengah sekitar 1.040 perusahaan di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Selain putra berbaik dari Indonesia, para mahasiswa President University berasal dari China dan Vietnam.
Kehadiran Soetanto tak begitu menyita perhatian publik. Maklum, wakil dekan Waseda University tersebut hanya sebentar memberikan ceramah populernya di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas academica President University. Dia tak sempat berbagi keilmuan dengan sesama akademisi seperti UI, UGM, ITB, dan Unair. Sebuah kesempatan yang agak disesalkan bagi orang dengan kemampuan akademik sekaliber Soetanto.
Prestasi akademik Soetanto bisa dibilang di atas rata-rata. Misalnya, pada 1988-1993, dia tercatat sebagai direktur Clinical Education and Science Research Institute (CERSI) merangkap associate professor di Drexel University dan School Medicine at Thomas Jefferson University, Philadelphia, AS.
Dia juga pernah tercatat sebagai profesor di Biomedical Engineering, Program University of Yokohama (TUY). Selain itu, pria kelahiran 1951 tersebut saat ini masih terdaftar sebagai prosefor di almameternya, School of International Liberal Studies (SILS) Waseda University, serta profesor tamu di Venice International University, Italia.
Otak arek Suroboyo itu memang brilian. Dia berhasil menggabungkan empat disiplin ilmu berbeda. Hal tersebut terungkap dari empat gelar doktor yang diperolehnya. Yakni, bidang applied electronic engineering di Tokyo Institute of Technology, medical science dari Tohoku University, dan pharmacy science di Science University of Tokyo. Yang terakhir adalah doktor bidang ilmu pendidikan di almamater sekaligus tempatnya mengajar, Waseda University.
Saya sungguh menikmati pekerjaan sebagai akademisi, kata Soetanto di sela kesibukannya menyaksikan MoU Waseda University dan President University.
Selain itu, dia ikut membidani konsep masa depan Jepang dengan terlibat di Japanese Government 21st Century Vision. Pada jabatan tersebut, saya berpartisipasi langsung menyusun GBHN (kebijakan makro)-nya Jepang, ungkap Soetanto yang masih fasih berbahasa Indonesia dan Jawa itu. Buah pemikiran Soetanto terkenal lewat konsep pendidikan Soetanto Effect dan 31 paten internasional yang tercatat resmi di pemerintah Jepang.
Inovasi yang dipatenkan itu mayoritas berlatar bidang keilmuannya, mulai elektronika engineering, teknologi informasi, penemuan pengobatan kanker, dan teknik imaging serta bidang farmasi.
Keren nih,, mungkin sejajar dengan pak Habibie nih beliau (walaupun belum pernah duduk di pemerintahan kita :D :P )
KOMPAS.com - Industri katering selama ini melakukan pemborosan spiritus untuk pemanas makan an. Dibutuhkan solusi yang tepat agar bahan bakar yang diproduksi dari methanol yang terbuat dari sistesis natural gas alam ini tidak mudah menguap, praktis, higienis, serta ekonomis. Untuk itulah Ahmed Tessario (Tessar) dan timnya dari Surabaya membuat sebuah penelitian yang menghasilkan sebuah produk bernama Green Flame. Penelitian ini memenangkan E-Idea Competition tahun 2011 yang diadakan British Council. Green Flame menggunakan bahan dasar methanol yang diubah bentuk menjadi pasta atau gel dengan penambahan pengental, sehingga bahan bakar ini dapat dipakai lebih lama minimum 2 kali dibandingkan pemakaian spiritus. Hal ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan pemborosan methanol dari sintesis gas alam.
Methanol yang berbentuk pasta atau gel ini kemudian dikemas didalam kaleng yang berasal dari kaleng bekas susu dan kaleng bekas tuna. Tessar merasa perlu untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang sehingga dapat meminimalisir jumlah sampah yang ada saat ini. Untuk pemakaiannya, kaleng green flame hanya dibuka dan dibakar dan akan bertahan selama 2 hingga 3 jam untuk pemanas makan an. Apabila ingin dimatikan, dapat ditutup dengan penutup green flame.
Pada bulan Mei sampai agustus, Green Flame terjual sebanyak 20.000 kaleng yang setara dengan 2.500 liter Methanol. Padahal jika menggunakan spiritus dengan kebutuhan yang sama, maka akan menghabiskan methanol sebesar 4.292 Liter. Artinya produk ini mampu menghemat jumlah methanol sebanyak 1.792 Liter methanol atau setara dengan 1.038 kilogram natural gas.
Dalam memproduksi Green Flame, Tessar dan timnya banyak bekerja sama dengan penduduk sekitar, yaitu untuk mengumpulkan kaleng bekas susu, tuna maupun kaleng sejenis lainya. Mereka bekerja sama dengan para pemulung sampah dan para cleaning servis gedung pernikahan di Surabaya.
"Kami juga menggunakan prinsip sosiopreneur didalam proyek bisnis ini, yaitu untuk melakukan pencucian kaleng bekas dan pengemasan Green Flame, kami bekerja sama dengan anak-anak kurang mampu yang berada di daerah Asem Payung, Sukolilo, Surabaya. Kami menganggap dengan memberdayakan penduduk sekitar, paling tidak kami dapat membantu meningkatkan pendapatan penduduk tidak mampu di Surabaya," ungkap Tessar dalam wawancara via email.
Kesulitan pada awal bisnis ini adalah dalam mencari bahan baku yang murah, sehingga para pelanggan dapat membeli produk ini dengan harga dibawah harga spiritus, seperti kaleng dan methanol. Untuk modal kerja juga menjadi kendala di awal karena untuk dapat menjual dengan angka yang besar maka modal juga harus besar. Oleh karena itu Tessar dan timnya mencoba dari modal yang kecil dulu dengan harapan bisnis ini akan menjadi raksasa seiring berjalannya waktu.
"Mungkin yang paling sulit adalah untuk melakukan edukasi pasar, karena produk ini bisa dikatakan baru maka kami harus mengajarkan dan melakukan pembelajaran kepada pelanggan tentang penggunaan produk, manfaat dan efek jangka panjang yang akan mereka dapatkan. Oleh karena itu penting sekali bagi para pelanggan dan pengguna produk Green Flame untuk ikut peduli akan lingkungan dan faktor lingkungan selain juga memikirkan tentang harga produk yang harus murah," tambah Tessar.
Proyek ini sudah Tessar mulai sejak dua bulan sebelum mengikuti E-Idea Competition. Proyek ini mendapatkan award spesial dan tim mendapatkan hadiah iPad dari British Council. Selain itu, tim ini juga mendapatkan kesmepatan untuk mengikuti mentorship yang berkelanjutan serta seminar-seminar seputar Climate Change yang diadakan Bristich Council.
"Kami merasa sudah mendapatkan apresiasi yang luar biasa, ditambah lagi kesmepatan akses ke media, sehingga mempermudah kami melakukan edukasi pasar dan promosi sehingga produk ini bisa dipakai oleh seluruh industri katering, hotel dan restoran prasmanan di Indonesia. Bahkan juga bisa dipakai oleh para pendaki gunung sebagai bahan bakar alternative," ungkap Tessar.
Tessar menambahkan, setelah E-Idea, proyek ini akan terus dilanjutkan hingga bisa di distribusikan ke seluruh dunia. Tessar dan timnya berharap bisa membuka banyak cabang dan distributor sehingga bisa juga di produksi didaerah lain dengan memperkerjakan teman-teman yang kurang mampu.
Bisa dibayangkan apabila seluruh katering Surabaya saja yang berjumlah 187 katering ini menggunakan Green Flame minimal sebanyak 350 kaleng, maka gas alam yang sudah dapat dihemat sebesar 6.524 kilogram natural gas setiap bulannya.
"Kami bermimpi kelak produknya akan digunakan di seluruh kota di Indonesia dan seluruh dunia dan menjadi solusi penghematan bahan bakar alternatif. Selain itu, apabila bisnis ini dapat diproduksi juga di kota lain, maka teman-teman yang kurang mampu bisa direkrut sebagai pegawai dan dapat menjadi solusi pekerjaan bagi penduduk Indonesia yang masih banyak kekurangan," tutup Tessar.
Bangkitnya Nasionalisme Dalam Diriku
Jaman Sekarang Banyak sekali berita-berita di televisi yang isinya,,, aduhhh mayoritas (kadang membuat otak menjadi negatif thinking, tidak bisa berfikir jernih,, dan cenderung jorok + bahasa yg vulgar, dll) tidak mendidik, padahal pribadi yang muda ini butuh figur/tokoh yang bisa di jadikan teladan, mengingat nantinya masa depan bangsa ini ada di tangan para generasi mudanya. Banyaknya kasus korupsi, tayangan asing yang kurang sesuai dengan kultur budaya kita, dan berita miring para public figur yang seharusnya dapat menjadi contoh yang baik, namun malah sebaiknya dan Seharusnya mereka dapat menjadi contoh bagi generasi muda saat ini, dahulu (jaman saya tk) kita bangga pada sosok Pak Habibie, yang bisa menjadi motivasi saya minimal cerdas seperti beliau, Sekarang? siapa ya?? Saya akui saya memang kurang suka menonton televisi saat ini, semenjak konten yang di sajikan setiap hari hanya itu-itu saja (berita korupsi, Iklan capres :D , dll) Seharusnya Kita melihat tayangan - tayangan yang di dominasi misal Berita Penemuan oleh anak bangsa, prestasi anak bangsa di dalam negeri/luar negeri. Kalau tidak di dominasi berita-berita yang membanggakan minimal pemberitaan itu seimbang lah (Antara yang memeras otak & yang Mengkenyangkan otak dan mambangkitkan semangat) oke cukup keluh kesah dan pandangan saya pribadi, sekarang mari kita melihat info yang dapat membangkitkan semangat (menurut saya, sekali lagi ini hanya pandangan pribadi) info ini saya dapat dari berbagai sumber, dan Nantikan Di post berikunya.. Salam Hangat...
^_^
^_^
Minggu, 01 September 2013
DZIKIR RINGAN TAPI MASYA ALLAH LUAR BIASA PAHALANYA
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Baginda Rasulullah saw bersabda, ....
“Barangsiapa pada waktu pagi dan pada waktu petang membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIHI sebanyak 100 kali, maka tidaklah seorangpun membawa yang lebih utama pada hari kiamat daripada apa yang dibawa olehnya, kecuali orang yang mengucapkan kalimat (tasbih tersebut) sebanyak yang diucapkan atau yang melebihinya.” (HR. Muslim).
So sahabat … where ever you are, jadikanlah dzikir tersebut sebagai bacaan rutin kita, istiqomah tiap ba’da Subuh dan Ashar. Ringan di lidah tetapi banyak sekali manfaatnya, dunia akherat.
Beruntung orang yang menyampaikan, beruntung orang yang mendengarkan atau membacanya, tapiiiiii …… lebih beruntung lagi orang yang mau mengamalkannya ..
Singkat, hemat, padat, tapi insya Allah manfaat dunia akherat ..
Subhanallah!!
... Begitu mudah mendapatkan pahala, yang penting ada keinginan dan kemauan ...
Wallahu a'lam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
# BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI #
------------------------------ ---------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik,
“Barangsiapa pada waktu pagi dan pada waktu petang membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIHI sebanyak 100 kali, maka tidaklah seorangpun membawa yang lebih utama pada hari kiamat daripada apa yang dibawa olehnya, kecuali orang yang mengucapkan kalimat (tasbih tersebut) sebanyak yang diucapkan atau yang melebihinya.” (HR. Muslim).
So sahabat … where ever you are, jadikanlah dzikir tersebut sebagai bacaan rutin kita, istiqomah tiap ba’da Subuh dan Ashar. Ringan di lidah tetapi banyak sekali manfaatnya, dunia akherat.
Beruntung orang yang menyampaikan, beruntung orang yang mendengarkan atau membacanya, tapiiiiii …… lebih beruntung lagi orang yang mau mengamalkannya ..
Singkat, hemat, padat, tapi insya Allah manfaat dunia akherat ..
Subhanallah!!
... Begitu mudah mendapatkan pahala, yang penting ada keinginan dan kemauan ...
Wallahu a'lam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
# BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI #
------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik,
Selasa, 29 Januari 2013
Orkestra Keroncong Unnes Pecahkan Rekor MURI di Semarang
Semarang - Iringan musik keroncong yang rancak bercampur indahnya musik orkestra terdengar riuh di Auditorium Universitas Negeri Semarang (UNNES), Selasa (29/1/2013). Musik yang dibawakan oleh 348 mahasiswa UNNES tersebut dicatat Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai rekor baru.
Menajer MURI, Sri Widayati mengatakan, acara yang diselenggarakan Fakultas Bahasa dan Sastra dalam rangka dies natalies ke-48 itu layak mendapatkan gelar pemecah rekor dengan pemain Congkestra (Keroncong Orkestra) terbanyak. Bahkan ia menambahkan 348 mahasiswa tersebut telah memecahkan rekor dunia.
"Ini merupakan satu rekor yang belum pernah ada sebelumnya. Tidak hanya MURI, rekor ini juga telah memecahkan rekor dunia," kata Sri di Auditorium UNNES, Gunungpati, Semarang, Selasa (29/1/2013).
Pemecahan rekor tersebut tercatat di MURI sebagai rekor yang ke-5795. Sebelumnya, UNNES sudah beberapa kali memecahkan rekor MURI di antaranya pembuatan logo PMI dari botol kaca dan tutup botol, pembuatan peta nusantara dari SIM card, dan replika wajah Kartini dari rangkaian batok kelapa.
"Ada lagi replika Tugu Muda dari rangkaian sampah, replika Punokawan dari uang logam," tandas Sri.
Dalam pertunjukan itu, anggota orkestra menyatukan dua aliran musik. Mereka membawakan tiga lagu yaitu Keroncong Tanah Airku, Langgam UNNES Konservasi, dan Gambang Semarang. Pada lagu terakhir, mereka berkolaborasi dengan 48 penari.
Ribuan penonton yang menyaksikan atraksi musik tersebut terlihat menikmati, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo yang duduk di barisan paling depan.
Eko Raharjo, Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Musik UNNES mengatakan, pihaknya yakin dengan kemampuan para mahasiswanya sehingga ia menyanggupi syarat dari MURI yaitu peserta lebih dari 250 orang. "Efektif latihannya cuma dua minggu. Tidak ada kesulitan karena mereka semua anak musik," kata Eko.
Ia menambahkan, ide tersebut muncul karena ia ingin menunjukkan jenis musik baru yaitu Congkestra. "Selama ini sudah ada Congdut dan Congrock. Oleh karena itu saya ingin menggabungkan keroncong dan orkestra yang selama ini terpisah," tandasnya.
Setelah sekitar 20 menit pertunjukan, kolaborasi alat musik celo, gendang, flute dan lainnya itu selesai dan mendapatkan aplaus yang meriah. Baik pemusik maupun penonton terlihat terhibur dengan atraksi tersebut.
[source] : studionsl.com
sayang nya saya gak bisa lihat cz masih sibuk dengan kampus lain,,, kapan-kapan I will Be there :)
Menajer MURI, Sri Widayati mengatakan, acara yang diselenggarakan Fakultas Bahasa dan Sastra dalam rangka dies natalies ke-48 itu layak mendapatkan gelar pemecah rekor dengan pemain Congkestra (Keroncong Orkestra) terbanyak. Bahkan ia menambahkan 348 mahasiswa tersebut telah memecahkan rekor dunia.
"Ini merupakan satu rekor yang belum pernah ada sebelumnya. Tidak hanya MURI, rekor ini juga telah memecahkan rekor dunia," kata Sri di Auditorium UNNES, Gunungpati, Semarang, Selasa (29/1/2013).
Pemecahan rekor tersebut tercatat di MURI sebagai rekor yang ke-5795. Sebelumnya, UNNES sudah beberapa kali memecahkan rekor MURI di antaranya pembuatan logo PMI dari botol kaca dan tutup botol, pembuatan peta nusantara dari SIM card, dan replika wajah Kartini dari rangkaian batok kelapa.
"Ada lagi replika Tugu Muda dari rangkaian sampah, replika Punokawan dari uang logam," tandas Sri.
Dalam pertunjukan itu, anggota orkestra menyatukan dua aliran musik. Mereka membawakan tiga lagu yaitu Keroncong Tanah Airku, Langgam UNNES Konservasi, dan Gambang Semarang. Pada lagu terakhir, mereka berkolaborasi dengan 48 penari.
Ribuan penonton yang menyaksikan atraksi musik tersebut terlihat menikmati, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo yang duduk di barisan paling depan.
Eko Raharjo, Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Musik UNNES mengatakan, pihaknya yakin dengan kemampuan para mahasiswanya sehingga ia menyanggupi syarat dari MURI yaitu peserta lebih dari 250 orang. "Efektif latihannya cuma dua minggu. Tidak ada kesulitan karena mereka semua anak musik," kata Eko.
Ia menambahkan, ide tersebut muncul karena ia ingin menunjukkan jenis musik baru yaitu Congkestra. "Selama ini sudah ada Congdut dan Congrock. Oleh karena itu saya ingin menggabungkan keroncong dan orkestra yang selama ini terpisah," tandasnya.
Setelah sekitar 20 menit pertunjukan, kolaborasi alat musik celo, gendang, flute dan lainnya itu selesai dan mendapatkan aplaus yang meriah. Baik pemusik maupun penonton terlihat terhibur dengan atraksi tersebut.
[source] : studionsl.com
sayang nya saya gak bisa lihat cz masih sibuk dengan kampus lain,,, kapan-kapan I will Be there :)
Selasa, 15 Januari 2013
History of Ibanez Guitars
Ibanez is probably one of the Japanese guitar maker best known. Ibanez guitar company was founded in Nagoya, Japan in 1957 as a subsidiary of Hoshino Gakki, a Japanese musical instrument importer which started Ibanez to create its own models.
Ibanez originally made copies of American designs. Early models include the 2364, a copy of the famous Ampeg Dan Armstrong guitar made of clear plastic. Guitar the 2347 is a duplicate of the 2351 are very similar to the Gibson Les Paul models, and model 2348 is an almost perfect duplicate of the model of non-reverse Gibson Firebird. Copy the successful model variant created by Ibanez guitars so well is almost comparable to the original model, and this makes gibson guitar company Ibanez company to sue for copyright infringement in 1977. But strangely, the lawsuit was not directed at the design agency of Ibanez design similar to Gibson, but devoted to the design of the Ibanez headstock and then resolved in court in 1978. This is spurring companies to introduce ibanes guitar Ibanez's design itself.
Some of the design is "the destroyer", the design of this model is similar to the design of Gibson exlporer with additional forms and Ibanez's classic pointed headstock. Model "the artist" uses a more traditional shape with two short cutaways of equal size and changes in the headstock to avoid copyright issues. Model "the rocket roll" a copy of the Gibson Flying V guitars, but Ibanez uses "pointed headstock" and without "scratchplate". While the model of "The Iceman" has a design model of a unique and unusual. Using the model of Gibson Explorer with a "cut-down-left-hand side, a unique notch at the base and large cutaway right hand horn that allows access to the higher frets. In the first model of "the destroyer" is available with two or three humbucking pickups, "the artist" only with two humbucking pickups, and "The Iceman" with two humbuckers or an Ibanez-designed pickup with three coils. Model "The Iceman" and the model of "the artist" is still in Ibanez's lineup until 2008.
The main line of "superstrat" is modeled on Ibanez 'RG'. This guitar was first introduced in 1985 and then put together by "the saber" with the same shape, but with a less pointed horns, and a very thin body, probably the thinnest guitar ever produced. In the late 1980s Ibanez collaborated with talented guitarist Steve Vai who had previously joined Whitesnake, David Lee Roth's solo band, and his own Solo. Steve Vai has lost his favorite custom guitars "Charvel Guitar" stolen. So he needed a new guitar. Steve Vai and Ibanez managed superstrat design with 24 frets, the aforementioned pickup configuration and a grab handle on the body known by Vai as the Monkey Grip. He also designed and ibanez guitar with 7 strings called "The Universe".
Another artist who has worked with Ibanez and release of historical models including Paul Gilbert PGM signature model, Joe Satriani, with the JS signature, Herman Li and Sam Totman by E-Gen and STM models, as well as Apex Munky signature model.
1st dstroyer model |
Ibanez originally made copies of American designs. Early models include the 2364, a copy of the famous Ampeg Dan Armstrong guitar made of clear plastic. Guitar the 2347 is a duplicate of the 2351 are very similar to the Gibson Les Paul models, and model 2348 is an almost perfect duplicate of the model of non-reverse Gibson Firebird. Copy the successful model variant created by Ibanez guitars so well is almost comparable to the original model, and this makes gibson guitar company Ibanez company to sue for copyright infringement in 1977. But strangely, the lawsuit was not directed at the design agency of Ibanez design similar to Gibson, but devoted to the design of the Ibanez headstock and then resolved in court in 1978. This is spurring companies to introduce ibanes guitar Ibanez's design itself.
Ibanez Rg Series |
Some of the design is "the destroyer", the design of this model is similar to the design of Gibson exlporer with additional forms and Ibanez's classic pointed headstock. Model "the artist" uses a more traditional shape with two short cutaways of equal size and changes in the headstock to avoid copyright issues. Model "the rocket roll" a copy of the Gibson Flying V guitars, but Ibanez uses "pointed headstock" and without "scratchplate". While the model of "The Iceman" has a design model of a unique and unusual. Using the model of Gibson Explorer with a "cut-down-left-hand side, a unique notch at the base and large cutaway right hand horn that allows access to the higher frets. In the first model of "the destroyer" is available with two or three humbucking pickups, "the artist" only with two humbucking pickups, and "The Iceman" with two humbuckers or an Ibanez-designed pickup with three coils. Model "The Iceman" and the model of "the artist" is still in Ibanez's lineup until 2008.
The main line of "superstrat" is modeled on Ibanez 'RG'. This guitar was first introduced in 1985 and then put together by "the saber" with the same shape, but with a less pointed horns, and a very thin body, probably the thinnest guitar ever produced. In the late 1980s Ibanez collaborated with talented guitarist Steve Vai who had previously joined Whitesnake, David Lee Roth's solo band, and his own Solo. Steve Vai has lost his favorite custom guitars "Charvel Guitar" stolen. So he needed a new guitar. Steve Vai and Ibanez managed superstrat design with 24 frets, the aforementioned pickup configuration and a grab handle on the body known by Vai as the Monkey Grip. He also designed and ibanez guitar with 7 strings called "The Universe".
Joe.S & Ibanez Js Series |
Another artist who has worked with Ibanez and release of historical models including Paul Gilbert PGM signature model, Joe Satriani, with the JS signature, Herman Li and Sam Totman by E-Gen and STM models, as well as Apex Munky signature model.
Minggu, 13 Januari 2013
Fender 2012 American Standard Stratocaster Electric Guitar with Rosewood Fingerboard
radition redesigned.
The American Standard Stratocaster is the same great best-selling, go-to guitar it has always been, and now it’s upgraded with aged plastic parts and full-sounding Fender Custom Shop Fat ’50s pickups. The latest iteration of our time-honored classic, it is the very essence of Strat tone and remains a beauty to see, hear and feel. The American Standard Stratocaster Electric Guitar with Rosewood Fingerboard is a Fender icon. It's a beauty to behold in sound, look and feel. Features include hand-rolled fingerboard edges, Custom Shop Fat '50s pickups, staggered tuners, improved bridge with bent steel saddles and copper-infused high-mass block for increased resonance and sustain, tinted neck, high-gloss maple or rosewood fretboard, satin neck back for smooth playability, thin-finish undercoat that lets the body breathe and improves resonance, and Fender® exclusive SKB® molded case.
Features
Solid alder body (urethane finish)
Modern C-shaped maple neck with rich, deep neck tint, glossed neck front with satin back
22 medium jumbo frets
3 full-sounding Fender Custom Shop Fat ’50s pickups
Delta-tone™ no-load circuit (includes high output bridge pickup and special no-load tone control for middle and bridge pickups)
Bent steel Fender saddles
Copper Infused Cast Strat® Bridge Block (steel with copper- 100% metal) for Increased Mass and Improved Tone
Thinner undercoat for improved body resonance
American 2-point trem
Rosewood or maple fretboard
Staggered machine heads
Aged plastic parts
Fender SKB hardshell case, cable, strap, and polishing cloth
The American Standard Stratocaster is the same great best-selling, go-to guitar it has always been, and now it’s upgraded with aged plastic parts and full-sounding Fender Custom Shop Fat ’50s pickups. The latest iteration of our time-honored classic, it is the very essence of Strat tone and remains a beauty to see, hear and feel. The American Standard Stratocaster Electric Guitar with Rosewood Fingerboard is a Fender icon. It's a beauty to behold in sound, look and feel. Features include hand-rolled fingerboard edges, Custom Shop Fat '50s pickups, staggered tuners, improved bridge with bent steel saddles and copper-infused high-mass block for increased resonance and sustain, tinted neck, high-gloss maple or rosewood fretboard, satin neck back for smooth playability, thin-finish undercoat that lets the body breathe and improves resonance, and Fender® exclusive SKB® molded case.
Features
Solid alder body (urethane finish)
Modern C-shaped maple neck with rich, deep neck tint, glossed neck front with satin back
22 medium jumbo frets
3 full-sounding Fender Custom Shop Fat ’50s pickups
Delta-tone™ no-load circuit (includes high output bridge pickup and special no-load tone control for middle and bridge pickups)
Bent steel Fender saddles
Copper Infused Cast Strat® Bridge Block (steel with copper- 100% metal) for Increased Mass and Improved Tone
Thinner undercoat for improved body resonance
American 2-point trem
Rosewood or maple fretboard
Staggered machine heads
Aged plastic parts
Fender SKB hardshell case, cable, strap, and polishing cloth
Kamis, 10 Januari 2013
FENDER GUITAR
FIRST TIME
Leo Fender |
One of the company's most popular guitar maker and also contributed a very influential in modern music is the Fender guitar. With the solid body electric guitars, basses and amplifiers, Fender helping smaller bands to be heard on a bigger stage than using acoustic instruments. With a revolutionary guitar, Fender also gives more flavor in the world of music and influenced many genres of music including rock, jazz, blues and others.
Leo Fender, who is the inventor of the Fender guitars, making the solid body guitars first time in 1951 and was named "Broadcaster". Its name was later replaced by "Tele Telecaster" and a Spanish-style solid-body guitar that was first in mass production.
else in the history of guitar history occurred in the same year when Fender introduced the "precision bass". "Precision bass" is different from the usual bass guitar in time for "precision bass" has a function that is portable, you can play it like a guitar, and they could be amplified. "Double Bass or Upright Bass" that was used very hard to transport, and it is often difficult to hear over the other instruments.
image from thisdayinrock.com |
In 1954, Fender came out with the "Stratocaster or Strat". Fender conducted research by asking a professional guitarist and guitar fender staff, then ask "what do you want from a guitar?" So that he can fix Fender "Telecaster". Instead, they ended up creating an upscale model to go along with the "Tele". Some of the main characteristics of the "Strat" is the addition of single coil pickups and a double cutaway body design that allows the guitar to be played in the high tones. One important addition to the "Strat" is a tremolo bridge, which initially serves as a means to divert the strings so as to imitate the sound of the pedal steel guitar.
Fender also introduced many other models in the next decade, including Jaguar, Jazzmaster, and Jazz Bass. Fender Twin Reverb amplifier also producing at that time.
Due to the lack of health Leo Fender, Fender was sold to CBS in 1965. Even though Fender continued to grow with the new owners in the next year, the company realized the importance of management who understand music and musicians. This is why Fender hired William Schultz in 1981.
In 1985, CBS decided to sell all media businesses including fenders. A group of investors and staff of Fender bought the company and put William Schultz in positions of leadership. With the exclusion of people who have a passion in the field of guitar as the owner of the company, such as the staff of the company itself, Fender getting better.
In the 1987 Fender Custom Shop is open for the first time, located in Corona, California where they made custom guitars for professional and guitar enthusiasts. Custom Shop is definitely a step up from the fender as they have always understood the importance of providing exactly what the customer wants.
Fender still think to this day and beyond to provide the best Fender guitars can they make to its customers. This is what makes the reason for the Fender is one of the most famous guitars in history. Some of the great guitar players who love their Fender guitars are Buddy Guy, Eric Clapton, Eric Johnson, George Harrison, Jeff Beck, Jimi Hendrix, Jimmy Page, John 5, John Lennon, Keith Richards, Pete Townshend, Richie Kotzen, Stevie Ray Vaughn and Yngwie Malmsteen.
Yngwie Malmsteen with fender guitar |
Langganan:
Postingan (Atom)