Apa rumus perubahan yang paling Dahsyat?
Jawabannya merupakan Keajaiban dunia ke 8.
Albert Einstein mengatakan bunga berbunga
adalah keajaiban dunia ke 8.
Anda menabung hari ini, akan memberikan efek yang jauh lebih besar daripada baru menabung 10 tahun yang akan datang. Satu pertanyaan muncul, Bagaimana jika rumus bunga berbunga diterapkan dalam kehidupan kita?
Kesalahan banyak orang dalam membuat perubahan adalah ingin sekali langsung bisa berubah. Ingin langsung mendapatkan hasil. Intinya, manusia cenderung menyukai gratifikasi instant. Akhirnya, perubahan atau pembentukan diri yang lebih baik tidak terjadi.
Mari kita lihat konsep bunga berbunga dalam perubahan diri:
Jika Anda menuntut diri Anda sehari 10%
lebih baik, apakah itu sulit. Kedengarannya
sulit.
Tapi bagaimana jika kita menuntut diri kita
1% lebih baik setiap hari. Sulit? Tidak juga.
Mudah? tidak juga. Tapi sangat mungkin
untuk dilakukan.
Hasilnya?
1% lebih baik setiap hari selama 3 hari akan
membuat Anda 3% lebih baik.
1% lebih baik setiap hari selama 10 hari akan
membuat Anda 10% lebih baik.
1% lebih baik setiap hari selama 30 hari akan
membuat Anda 34,78% lebih baik.
1% lebih baik setiap hari selama 100 hari
akan membuat Anda 207% Lebih baik.
Semakin menarik.
1% lebih baik setiap hari selama 200 hari
akan membuat Anda 731,6% lebih baik
1% lebih baik setiap hari selama 300 hari
akan membuat Anda 1978.8% lebih baik.
Wooowwww...
1% lebih baik setiap hari adalah sebuah
konsep yang bisa dijalankan setiap orang.
Dengan mudah.
Aquarius Note dengan tantangan 30 Hari
membaca, menantang Anda untuk mem-
bangun kebiasaan membuat diri Anda 1%
lebih baik setiap hari.
Membangun kesuksesan kecil di awal hari.
Menggulung kesuksesan kecil itu semakin
besar dan banyak sepanjang hari.
Membangun kebiasaan kunci. Kebiasaan sukses.
Mebangun kebiasaan membaca.
Bayangkan jika generasi Anda, tidak memulai
kebiasaan dan budaya membaca, apa yang
akan terjadi dengan generasi setelah Anda?
Bergabunglah di 30 Hari Membaca, jadilah
duta 30HariMembaca, sebarkan virus membaca
ke setiap orang yang Anda kenal.
Dan impian kita menjadikan Indonesia lebih
baik pun mulai terbuka lebar. Hanya dengan
menjadi 1% lebih baik.
Dare You?
^_^
Untuk lebih jelasnya, silakan kunjungi http://bit.ly/1bjVnqF
Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan. [Salim A fillah]
Sabtu, 28 Desember 2013
Kamis, 26 Desember 2013
Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto Peraih Empat Gelar Doktor dan Juga Peraih 31 Paten di Jepang
Prestasi membanggakan ditorehkan Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto. Pria kelahiran Surabaya ini berhasil menggondol gelar profesor dan empat doktor dari sejumlah universitas di Jepang. Lebih hebatnya, puncak penghargaan akademis itu dicapainya pada usia 37 tahun. Penemu konsep pendidikan tinggi Soetanto Effect di Negeri Sakura itu beberapa hari ini berkunjung ke Indonesia. Soetanto mendampingi sejumlah koleganya, Dr Kotaro Hirasawa (dekan Graduate School Information Production & System Waseda University) dan Yukio Kato (general manager of Waseda University), menandatangani memorandum of understanding (MoU) antara Waseda University dan President University, Jababeka Education Park, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu lalu.
Waseda University adalah perguruan tinggi swasta terbesar di Jepang. Reputasinya setara dengan universitas negeri semisal Tokyo University, Kyoto University, atau Nagoya University. Mahasiswa yang berguru di Waseda University 51.499 orang. Di anatar jumlah itu, 1.234 orang berasal dari luar Jepang.
Waseda University telah menganugerahkan 81 gelar kehormatan bagi pemimpin negara, mulai mantan PM India Jawaharlal Nehru (1957) hingga mantan PM Singapura Lee Kuan Yew (2003). Dari Indonesia, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita juga pernah belajar di sini.
President University adalah institusi perguruan tinggi berbasis kurikulum bertaraf internasional yang berlokasi di tengah-tengah sekitar 1.040 perusahaan di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Selain putra berbaik dari Indonesia, para mahasiswa President University berasal dari China dan Vietnam.
Kehadiran Soetanto tak begitu menyita perhatian publik. Maklum, wakil dekan Waseda University tersebut hanya sebentar memberikan ceramah populernya di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas academica President University. Dia tak sempat berbagi keilmuan dengan sesama akademisi seperti UI, UGM, ITB, dan Unair. Sebuah kesempatan yang agak disesalkan bagi orang dengan kemampuan akademik sekaliber Soetanto.
Prestasi akademik Soetanto bisa dibilang di atas rata-rata. Misalnya, pada 1988-1993, dia tercatat sebagai direktur Clinical Education and Science Research Institute (CERSI) merangkap associate professor di Drexel University dan School Medicine at Thomas Jefferson University, Philadelphia, AS.
Dia juga pernah tercatat sebagai profesor di Biomedical Engineering, Program University of Yokohama (TUY). Selain itu, pria kelahiran 1951 tersebut saat ini masih terdaftar sebagai prosefor di almameternya, School of International Liberal Studies (SILS) Waseda University, serta profesor tamu di Venice International University, Italia.
Otak arek Suroboyo itu memang brilian. Dia berhasil menggabungkan empat disiplin ilmu berbeda. Hal tersebut terungkap dari empat gelar doktor yang diperolehnya. Yakni, bidang applied electronic engineering di Tokyo Institute of Technology, medical science dari Tohoku University, dan pharmacy science di Science University of Tokyo. Yang terakhir adalah doktor bidang ilmu pendidikan di almamater sekaligus tempatnya mengajar, Waseda University.
Saya sungguh menikmati pekerjaan sebagai akademisi, kata Soetanto di sela kesibukannya menyaksikan MoU Waseda University dan President University.
Selain itu, dia ikut membidani konsep masa depan Jepang dengan terlibat di Japanese Government 21st Century Vision. Pada jabatan tersebut, saya berpartisipasi langsung menyusun GBHN (kebijakan makro)-nya Jepang, ungkap Soetanto yang masih fasih berbahasa Indonesia dan Jawa itu. Buah pemikiran Soetanto terkenal lewat konsep pendidikan Soetanto Effect dan 31 paten internasional yang tercatat resmi di pemerintah Jepang.
Inovasi yang dipatenkan itu mayoritas berlatar bidang keilmuannya, mulai elektronika engineering, teknologi informasi, penemuan pengobatan kanker, dan teknik imaging serta bidang farmasi.
Keren nih,, mungkin sejajar dengan pak Habibie nih beliau (walaupun belum pernah duduk di pemerintahan kita :D :P )
KOMPAS.com - Industri katering selama ini melakukan pemborosan spiritus untuk pemanas makan an. Dibutuhkan solusi yang tepat agar bahan bakar yang diproduksi dari methanol yang terbuat dari sistesis natural gas alam ini tidak mudah menguap, praktis, higienis, serta ekonomis. Untuk itulah Ahmed Tessario (Tessar) dan timnya dari Surabaya membuat sebuah penelitian yang menghasilkan sebuah produk bernama Green Flame. Penelitian ini memenangkan E-Idea Competition tahun 2011 yang diadakan British Council. Green Flame menggunakan bahan dasar methanol yang diubah bentuk menjadi pasta atau gel dengan penambahan pengental, sehingga bahan bakar ini dapat dipakai lebih lama minimum 2 kali dibandingkan pemakaian spiritus. Hal ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan pemborosan methanol dari sintesis gas alam.
Methanol yang berbentuk pasta atau gel ini kemudian dikemas didalam kaleng yang berasal dari kaleng bekas susu dan kaleng bekas tuna. Tessar merasa perlu untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang sehingga dapat meminimalisir jumlah sampah yang ada saat ini. Untuk pemakaiannya, kaleng green flame hanya dibuka dan dibakar dan akan bertahan selama 2 hingga 3 jam untuk pemanas makan an. Apabila ingin dimatikan, dapat ditutup dengan penutup green flame.
Pada bulan Mei sampai agustus, Green Flame terjual sebanyak 20.000 kaleng yang setara dengan 2.500 liter Methanol. Padahal jika menggunakan spiritus dengan kebutuhan yang sama, maka akan menghabiskan methanol sebesar 4.292 Liter. Artinya produk ini mampu menghemat jumlah methanol sebanyak 1.792 Liter methanol atau setara dengan 1.038 kilogram natural gas.
Dalam memproduksi Green Flame, Tessar dan timnya banyak bekerja sama dengan penduduk sekitar, yaitu untuk mengumpulkan kaleng bekas susu, tuna maupun kaleng sejenis lainya. Mereka bekerja sama dengan para pemulung sampah dan para cleaning servis gedung pernikahan di Surabaya.
"Kami juga menggunakan prinsip sosiopreneur didalam proyek bisnis ini, yaitu untuk melakukan pencucian kaleng bekas dan pengemasan Green Flame, kami bekerja sama dengan anak-anak kurang mampu yang berada di daerah Asem Payung, Sukolilo, Surabaya. Kami menganggap dengan memberdayakan penduduk sekitar, paling tidak kami dapat membantu meningkatkan pendapatan penduduk tidak mampu di Surabaya," ungkap Tessar dalam wawancara via email.
Kesulitan pada awal bisnis ini adalah dalam mencari bahan baku yang murah, sehingga para pelanggan dapat membeli produk ini dengan harga dibawah harga spiritus, seperti kaleng dan methanol. Untuk modal kerja juga menjadi kendala di awal karena untuk dapat menjual dengan angka yang besar maka modal juga harus besar. Oleh karena itu Tessar dan timnya mencoba dari modal yang kecil dulu dengan harapan bisnis ini akan menjadi raksasa seiring berjalannya waktu.
"Mungkin yang paling sulit adalah untuk melakukan edukasi pasar, karena produk ini bisa dikatakan baru maka kami harus mengajarkan dan melakukan pembelajaran kepada pelanggan tentang penggunaan produk, manfaat dan efek jangka panjang yang akan mereka dapatkan. Oleh karena itu penting sekali bagi para pelanggan dan pengguna produk Green Flame untuk ikut peduli akan lingkungan dan faktor lingkungan selain juga memikirkan tentang harga produk yang harus murah," tambah Tessar.
Proyek ini sudah Tessar mulai sejak dua bulan sebelum mengikuti E-Idea Competition. Proyek ini mendapatkan award spesial dan tim mendapatkan hadiah iPad dari British Council. Selain itu, tim ini juga mendapatkan kesmepatan untuk mengikuti mentorship yang berkelanjutan serta seminar-seminar seputar Climate Change yang diadakan Bristich Council.
"Kami merasa sudah mendapatkan apresiasi yang luar biasa, ditambah lagi kesmepatan akses ke media, sehingga mempermudah kami melakukan edukasi pasar dan promosi sehingga produk ini bisa dipakai oleh seluruh industri katering, hotel dan restoran prasmanan di Indonesia. Bahkan juga bisa dipakai oleh para pendaki gunung sebagai bahan bakar alternative," ungkap Tessar.
Tessar menambahkan, setelah E-Idea, proyek ini akan terus dilanjutkan hingga bisa di distribusikan ke seluruh dunia. Tessar dan timnya berharap bisa membuka banyak cabang dan distributor sehingga bisa juga di produksi didaerah lain dengan memperkerjakan teman-teman yang kurang mampu.
Bisa dibayangkan apabila seluruh katering Surabaya saja yang berjumlah 187 katering ini menggunakan Green Flame minimal sebanyak 350 kaleng, maka gas alam yang sudah dapat dihemat sebesar 6.524 kilogram natural gas setiap bulannya.
"Kami bermimpi kelak produknya akan digunakan di seluruh kota di Indonesia dan seluruh dunia dan menjadi solusi penghematan bahan bakar alternatif. Selain itu, apabila bisnis ini dapat diproduksi juga di kota lain, maka teman-teman yang kurang mampu bisa direkrut sebagai pegawai dan dapat menjadi solusi pekerjaan bagi penduduk Indonesia yang masih banyak kekurangan," tutup Tessar.
Bangkitnya Nasionalisme Dalam Diriku
Jaman Sekarang Banyak sekali berita-berita di televisi yang isinya,,, aduhhh mayoritas (kadang membuat otak menjadi negatif thinking, tidak bisa berfikir jernih,, dan cenderung jorok + bahasa yg vulgar, dll) tidak mendidik, padahal pribadi yang muda ini butuh figur/tokoh yang bisa di jadikan teladan, mengingat nantinya masa depan bangsa ini ada di tangan para generasi mudanya. Banyaknya kasus korupsi, tayangan asing yang kurang sesuai dengan kultur budaya kita, dan berita miring para public figur yang seharusnya dapat menjadi contoh yang baik, namun malah sebaiknya dan Seharusnya mereka dapat menjadi contoh bagi generasi muda saat ini, dahulu (jaman saya tk) kita bangga pada sosok Pak Habibie, yang bisa menjadi motivasi saya minimal cerdas seperti beliau, Sekarang? siapa ya?? Saya akui saya memang kurang suka menonton televisi saat ini, semenjak konten yang di sajikan setiap hari hanya itu-itu saja (berita korupsi, Iklan capres :D , dll) Seharusnya Kita melihat tayangan - tayangan yang di dominasi misal Berita Penemuan oleh anak bangsa, prestasi anak bangsa di dalam negeri/luar negeri. Kalau tidak di dominasi berita-berita yang membanggakan minimal pemberitaan itu seimbang lah (Antara yang memeras otak & yang Mengkenyangkan otak dan mambangkitkan semangat) oke cukup keluh kesah dan pandangan saya pribadi, sekarang mari kita melihat info yang dapat membangkitkan semangat (menurut saya, sekali lagi ini hanya pandangan pribadi) info ini saya dapat dari berbagai sumber, dan Nantikan Di post berikunya.. Salam Hangat...
^_^
^_^
Langganan:
Postingan (Atom)